Minggu, 31 Mei 2020


Menjaga kesadaran dan ketaatan Pasca Ramadhan
Muhammad Adam, S.E.I
-Seorang Pembelajar-

Bisyr bin Al-Harits Al-Hafi seorang ulama yang lahir di sebuah desa di Asia tengah pada sekitar tahun 150 Hijrah pernah berkata :

ئْسَ القَوْم لاَ يَعْرِفُوْنَ اللهَ حَقًّا إِلاَّ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ إِنَّ الصَّالِحَ الَّذِي يَتَعَبَّدُ وَ يَجْتَهِدُ السَّنَةَ كُلَّهَا

Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah di bulan Ramadhan saja. Sesungguhnya orang shalih yang sejati adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh sepanjang tahun.


Memang Ramadhan tahun ini rasanya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi sosial masyarakat di tengah pandemic COVID-19 terdampak sangat besar. Ibadah di bulan suci ramadhan tahun ini yang merupakan salah satu pilar agama Islam dan memiliki hikmah ritual maupun sosial tentu juga akan terpengaruh. Di beberapa kota besar di Indonesia dengan kondisi persebaran virus yang cukup besar, aktivitas-aktivitas yang mewarnai ibadah ramadhan semisal tarawih, tadarus bersama sampai dengan aktivitas lain semisal sekedar buka bersama atau ta’jil yang menjadi aktivitas yang biasa dilakukan terutama oleh masyarakat Indonesia di bulan paling mulia bagi umat Islam ini tidak bisa dilakukakn seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun, sesungguhnya kondisi tersebut tidaklah sedikitpun mempengaruhi kemurnian, kesuciaan dan kemuliaan Sang penghulu bulan.

Maka, bagi mereka yang menancapkan Ramadhan kedalam keimanan, ke dalam pemikiran dan pemahamannya tentu akn tetap memandang bahwa bulan ini adalah bulan yang mulia dan istimewa, namun bagi mereka yang dari tahun ke tahun menilai Ramadhan hanya dari sisi ritualitasnya tentu akan merasakan kehampaan yang luar biasa, pertanyaannya kita termasuk golongan yang mana, tentu hanya kita dan Allah yang bisa merasakan dan menjawabnya.
Lantas, bagi orang-orang yang terus mampu mempertahankan keistimewaannya dan tetap melaksanakan segala aktivitas ibadah di dalamnya dengan penuh semangat keimanan untuk mencapai derajat ketaqwaan masih terdapat perjuangan lain yang harus tetap dilakukan setelah bulan ini berakhir. Yaitu menjaga kesadaran, pemahaman dan ketaatan Pasca bulan Ramadhan ini pergi.

Sebuah kalimat dari Bisyr bin Harits pada awal tulisan ini, menurut penulis menjadi sebuah pengingat bahwa Ramadhan adalah bagian dari bonus yang Allah berikan setiap tahunnya kepada kita sebagai booster untuk menghadapi kesebelas bulan yang lainnya. Maka tentu di luar bulan Ramadhan baik dalam kondisi Pandemic maupun normal ada hak-hak Allah yang harus senantiasa kita jaga. Kesadaran bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Pencipta dan Dzat Yang Maha Pengatur dan mencatat segala perbuatan kita di dunia harus tetap dijaga pula pada 11 bulan yang lainnya, Rasa takut akan berkurangnya pahala puasa dan rusaknya amal seharusnya juga muncul di 11 bulan yang lainnya. Karena Sungguh Allah tidak hanya mengawasi kita pada bulan tersebut saja, dan sungguh waktu yang harus dihormati tidak hanya terbatas pada 30 hari di bulan yang disebut suci tersebut.

Keinginanan Allah agar hambaNya menjadi hamba yang bertaqwa adalah sebuah pesan implisit kepada kita untuk tetap menjaga keistiqamahan di bulan yang lain, sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah ayat 2-3 bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk (Hudan) bagi orang – orang yang bertaqwa yaitu orang-orang yang beriman kepada yang ghaib, Mendirikan Shalat dan atas rizki yang Allah berikan kepada mereka merak senantiasa infakkan. Jika kita ingin menelisik, Kata-kata dalam Ayat tersebut dalam sudut pandang bahasa arab mengindikasikan sebagai aktivitas perbuatan dengan kategori Fi’l Mudhari yang bermakna ‘sedang dan atau akan melakukan’ perbuatan tersebut. Maka orang-orang yang bertakwa yang diamkasud adalah orang-orang yang sedang dan akan terus beriman, sedang dan akan terus mendirikan shalat, dan sedang dan akan terus menginfakkan harta-hartanya di jalan Allah SWT.

Dalam beberapa hadits pun disebutkan bahwa sandingan dari keimanan yang kita jaga dalam hati dan pemahaman kita adalah keistiqamahan dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT, sebagaimana yang dipesankan oleh baginda Rasulullah SAW saat seorang bernama Sufyan bin Abdullah bertanya kepada Rasulullah tentang Islam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ‘Ya rasulullah, Katakanlah kepadaku tentang Islam dengan sebuah perkataan yang aku tidak akan menanyakannya kepada seorangpun kepada selain dirimu. Maka Rasulullah menjawab : Katakanlah, Aku beriman kepada Allah, kemudian Istiqamahlah’ maka, keimanan yang menjadi landasan ibadah puasa Ramadhan kita, harus kita ikuti dengan keistiqamahan pula di sepanjang kehidupan kita.

Perkataan yang penuh makna di awal ditutup dengan kalimat ‘Sesungguhnya orang shalih yang sejati adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh sepanjang tahun. Maka mari menjaga Keimanan, kesadaran dan ketaatan kita di sepanjang waktu kehidupan kita yang terbatas ini, dan kita berdo’a semoga Allah mengampuni kesalahan kita dan memberikan kita umur panjang yang barakah dan kita diberikan kesempatan untuk bersua kembali dengan Ramadhan di Tahun-tahun mendatang dengan keadaan yang lebih baik. Aamiin YRA

Surabaya, 31 May 2020/ 8 Syawwal 1441 H
#Istiqamah #Ramadhan #Covid19 #Pemuda #Shalih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjaga kesadaran dan ketaatan Pasca Ramadhan Muhammad Adam, S.E.I -Seorang Pembelajar- Bisyr bin Al-Harits Al-Hafi seorang ulama ...